teori maslow
Pemikiran Maslow tentang Teori Hierarki Kebutuhan Individu sudah dikenal luas, namun aplikasinya untuk kepentingan pendidikan siswa di sekolah tampaknya belum mendapat perhatian penuh. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
Berikut ini ringkasan tentang beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah dalam mengaplikasikan teori kebutuhan Maslow.
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis:
• Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.
• Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat
• Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
• Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.
2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
• Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
• Adanya ekspektasi yang konsisten
• Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil.
• Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a. Hubungan Guru dengan Siswa:
• Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
• Guru dapat menerapkan pembelajaran individua dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
• Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
• Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya.
• Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya.
b. Hubungan Siswa dengan Siswa:
• Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara siswa
• Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian.
• Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
• Sekolah mengembangkan tutor sebaya
• Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri Siswa
• Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya (scaffolding)
• Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
• Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa
• Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi
• Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
• Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
• Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
b. Penghargaan dari pihak lain
• Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
• Mengembangkan program “star of the week”
• Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
• Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.
• Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
c. Pengetahuan dan Pemahaman
• Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
• Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry
• Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
• Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir filosofis dan berdiskusi.
d. Estetik
• Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
• Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
• Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
• Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
• Ruangan yang bersih dan wangi
• Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah
5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
• Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaiknya
• Memberikan kekebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya
• Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
• Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa.
• Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif
William James
Tak lama setelah meluncurkan buku ajar psikologinya yang pertama, Principles of Psychology (1890), William James (1842-1910) memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “Talks to Teachers” (James 1899/1993). Dalam kuliah ini dia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboraturium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengjar anak secara efektif
• John Dewey
Tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan
dan dia motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. Dewey membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di AS, di Universitas Chicago, pada tahun 1894. kemudian, di Colombia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar